Awal mula menjadi kopites/liverpudlian

Haiii broh, mbabroh,kali ini saya akan memberikan sedikit cerita mengenai diri sendiri (*bukan narsis) tepatnya mengenai awal mula saya (tristan) menjadi seorang Kopites.
Sebelum ke inti cerita, mungkin masih banyak di antara kalian semua yang belum mengerti makna dari Kopites. Maklum saja karena di negara tercinta kita ini lebih sering digunakan frasa "Liverpudlian" daripada "Kopites" untuk menjuluki fans Liverpool FC, padahal kedua frasa tersebut mempunyai arti berbeda. Liverpudlian adalah julukan untuk penduduk kota Liverpool sehingga fans Everton FC (*re:seteru/rival abadi) yang merupakan penduduk kota Liverpool juga disebut Liverpudlian. Sedangkan Kopites adalah julukan untuk para fans Liverpool FC, sekali lagi FANS LIVERPOOL FC !. Sampai di sini sudah jelas kan perbedaannya, jadi semoga gak salah kaprah lagi. Lanjuut ke inti....



Awal mula saya menjadi seorang Kopites sebenarnya tidak terlepas dari jersey bola pertama yang saya miliki pada saat masih duduk bangku kelas 3 SD. Sebuah jersey merah dengan patch name OWEN di punggungnya. Berhubung waktu itu masih awam dalam pengetahuan bola internasional, sehingga jersey hanyalah sekedar jersey biasa yang dipakai dalam kegiatan sehari-hari tanpa adanya keinginan mencari tahu asal-usul nama LIVERPOOL FC di jersey klub berlambang burung liver (*mirip burung bangau) tersebut.

Cukup lama juga keinginan mencari tahu itu muncul, bahkan bertahun-tahun. Hambatan utamanya adalah lokasi tempat tinggal saya yang lumayan jauh dari kota menyebabkan arus infomasi tidak lancar, selain juga karena waktu itu masih jarang sekali orang punya TV (*ketahuan tuanya...hahha).

Baru ketika duduk dibangku SMP, rasa keingintahuan tersebut muncul. Bukan karena jerseynya masih dipakai (*kekecilan kali broh.) tetapi karena perkembangan jaman modern yang sudah merambah masuk ke pelosok negeri ini mengakibatkan arus informasi yang lebih cepat dan mudah dijangkau. Seringnya Liverpool FC muncul di berita olahraga telah membuka wawasan awal saya mengenai klub sepak bola yang satu ini. Sebuah klub yang berlaga di kompetisi utama Inggris bernama Premier League dengan jumlah gelar terbanyak saat itu (18 gelar). Bahkan menjadi salah satu klub raksasa Eropa dengan raihan 4 gelar Champions League waktu itu

Berawal dari situ, saya mulai tertarik dengan klub ini dengan mengikuti perkembangannya setiap minggu melalui berita olahraga di TV. Kenapa setiap minggu ? yah..karena hanya pada hari itulah biasanya ada berita olahraga khususnya sepakbola. Kenapa tidak menonton pertandingannya saja ? jawabannya mau banget tapi tidak bisa karena setiap pertandingan digelar pasti siarannya diacak stasiun TV tersebut, derita pakai parabola digital. Untunglah siaran Champions League waktu itu tidak diacak sehingga menjadi satu-satunya alternatif nonton bola gratis. Dan lebih beruntung lagi LIVERPOOL FC juga berkompetisi di liga tersebut jadi setidaknya dapat melihat langsung (*melalui TV) aksi pemain-pemain klub yang berjuluk THE REDS tersebut.

Ada satu pemain yang menarik perhatian saya yaitu Steven Gerrard, gelandang muda enerjik dengan tendangan Cannon Ball yang mematikan. Waktu itu belum berstatus sebagai kapten tim, tetapi sangat menonjol diantara rekan-rekannya bersama dengan Michael Owen (*ingat jersey...hehhe), pemain yang dikemudian hari menjadi seorang "Penghianat". Mau dibahas? Tidak penting banget !

Puncaknya pada tahun 2005 dimana secara dramatis LIVERPOOL FC yang tidak diunggulkan bisa melaju ke babak final Champions League menghadapi salah satu klub raksasa eropa lainnya AC MILAN. Secara otomatis dengan materi pemain bintang yang dimiliki, AC MILAN menjadi unggulan juara pada partai itu. Dan benar saja, ketika pertandingan bahkan belum berjalan setengah menit, mereka sudah unggul 1-0. Di atas angin, babak pertama ditutup dengan 3 gol tanpa balas. Tentu sebagai orang yang mendukung LIVERPOOL FC pada partai itu merasa sangat kecewa dan pasrah menerima pembantaian itu, toh lawannya memang level permainannya di atas. Dan ketika kick off babak kedua dimulai, rasa lemas dan ngantuk pun mendera (*subuh-subuh broh.). Akan tetapi, ketika mata sudah sayup-sayup terjadi sebuah gol lagi, tetapi bukan dari pemain AC MILAN melainkan pemain LIVERPOOL FC, Steven Gerrard scored, 3-1. Sebuah gol yang sangat berarti bagi pemain dan pendukungnya karena memunculkan kembali asa bahwa "We Can Do This Impossible Mission!!!". Dan tidak perlu menunggu lama, 2 gol pun menyusul hanya dalam rentang waktu 6 menit. Aktor paling bertanggung jawab membangkitkan kepercayaan diri teman-temannya di lapangan tentunya adalah Sang Kapten sendiri, Steven George Gerrard. Semangat pantang menyerahnya menginspirasi teman-temannya untuk ikut bangkit dan berjuang bersama-sama demi logo di jersey merah mereka dan demi The Traveling Kop (Kopites pertandingan tandang) yang tanpa henti menyuarakan dukungan melalui Chant fenomenal mereka "You'll Never Walk Alone". Ketika pertandingan harus ditentukan dengan adu tendangan penalti, itulah saat dimana masa-masa paling menegangkan.  Dan pada akhirnya keajaiban babak kedua berujung manis di akhir pertandingan. LIVERPOOL FC menang dramatis (*re: sangat amat paling dramatis sepanjang masa) dan mengangkat trofi juara Champions League lagi setelah sekian lama untuk kelima kalinya sepanjang sejarah klub ini. Sebuah pencapaian yang fenomenal dan menjadikannya klub nomor 3 pengoleksi gelar terbanyak di Eropa setelah REAL MADRID dan AC MILAN tentunya.

Nothing is Impossible

Setelah pertandingan itu, saya semakin menyukai klub ini, bukan karena trofi yang berhasil diraih tetapi karena proses perjuangan yang dilakukan untuk meraih trofi itu. Klub, pemain maupun kopites telah membuka lebar mata dunia bahwa "Nothing is Imposible", sebelum peluit akhir ditiupkan jangan pernah berhenti berjuang !. Sebuah pesan optimisme yang memang harus ada dalam diri setiap orang dan Mereka berhasil mengingatkan kita akan pentingnya optimisme itu dalam kehidupan. Dan hari itu bahkan detik itu juga telah terucap ikrar dari dalam lubuk hati yang paling dalam untuk menjadikan LIVERPOOL FC bukan hanya sebagai klub sepakbola favorit tetapi juga "a way of life".

1 komentar:

 
Jomblo Yang Tak Di Rindukan Blog Design by Ipietoon